Search

LPPM UNUSIA: Gerakan Keagamaan Moderat Harus Mendominasi Di Kampus-kampus

Ais

JAKARTA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (LPPM UNUSIA), mempublikasikan hasil penelitian tentang Gerakan Islam Ekslusif Merebak di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hasil penelitian sebelumnya telah dipublikasikan di beberapa Kota diantaranya Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Solo dan yang terakhir di Jakarta saat ini. Penelitian ini dilaksanakan di delapan PTN di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Diantaranya 6 PTN Umum (UNDIP, UNNES, UGM, UNY, UNS, UNSOED) dan 2 PTAIN (IAIN Purwokerto dan IAIN Surakarta).

Naeni Amanulloh, selaku peneliti, menyampaikan PTN maupun PTAIN di Jawa Tengah dan Yogyakarta mulai dijangkiti virus Gerakan Islam Ekslusif. Gerakan Islam eksklusif transnasional yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah Gerakan Tarbiyah, Hizbut Tahrir, dan Salafi. Gerakan Tarbiyah berkiblat ke Ikhwanul Muslimin, dan bermanifestasi antara lain dalam bentuk KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Hizbut Tahrir adalah gerakan internasional mendirikan Khilafah Islam, yang bermanifestasi di kampus antara lain dalam bentuk GP (Gema Pembebasan). Salafi adalah gerakan pemurnian Islam yang berkiblat ke Wahabisme, dan bergerak secara kultural di masjid-masjid di sekitar kampus.

Lebih lanjut, observasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa gerakan-gerakan Islam eksklusif transnasional tersebut mendominasi kampus-kampus negeri. Dominasi gerakan Islam eksklusif di PTN-PTN itu mengkhawatirkan karena PTN adalah masa kini dan masa depan Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. “Bila gerakan Islam eksklusif mendominasi PTN, maka keragaman tidak hanya potensial tereksklusi dari kampus, tapi juga dari Indonesia di masa kini dan masa depan.” Pemaparan Naeni di Sofyan Hotel, Cut Meutia, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).

Sisi lainnya, gerakan islam ekslusif ini juga massive dalam berkompetisi untuk memperebutkan posisi penting di Kampus diantaranya memperebutkan posisi BEM, menguasai AAI dan Masjid Kampus. Dari ketiga aktor tersebut saling berkompetisi satu sama lain hanya saja Salafi dalam memperebutkan posisi politik kampus tidak begitu tertarik dikarenakan Salafi lebih apolitis dibandingkan aktor lainnya, namun untuk menguasai masjid – masjid biasanya Salafi lebih dominan.

Naeni menuturkan, Pasca HTI dibubarkan, Gema Pembebasan (GP) mulai bergerak di bawah tanah sebagai contoh di UNY, GP sering mengadakan pelatihan dan diskusi di pelataran kampus di UNY. https://www.instagram.com/p/BwUKxHOBQtO/ . Demi melancarkan kaderisasi aktor – aktor gerakan islam ekslusif ini menggunakan pendekatan yang berbeda mulai biaya kos gratis, beasiswa, dan menjabat posisi strategis baik didalam kampus maupun diluar kampus serta pembahasan pemurnian islam dalam diskusi. Dengan pendekatan ini diharapkan target untuk memperlancar sistem kaderisasi mudah dijalankan.

“LPPM UNUSIA berharap kepada gerakan keagamaan moderat untuk ikut serta dalam meredam gerakan islam ekslusif di setiap kampus. Jika perlu PTN bekerjasama dengan gerakan keagamaan moderat dalam menghentikan gerakan-gerakan islam eksklusif di PTN”, tutur Kepala LPPM UNUSIA Mh. Nurul Huda.