Surabaya - Guru Besar Emiretus Utrech University, Belanda Prof. Martin van Bruinessen menegaskan bahwa Islam Nusantara merupakan konsep pembebasan yang diperjuangkan oleh para ulama di Indonesia. Hal itu diungkapkan saat menyampiakan pidato kunci pada Konferensi Internasioal Islam Nusantara and Wordl Peace pada Ahad, 5 Fabruari 2023.
"Pada masa Cokroaminoto dan Ki Hajar Dewantara, Islam hadir sebagai pembebasan dari konsep kolonial. Dan oleh Gus Dur, Islam hadir sebagai pembebasan dari ideologi transnasional yang bertentangan dengan budaya Indonsesia," terang Martin dalam forum Internasional yang diselenggarakan atas kerjasama Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) tersebut.
Dalam pemaparannya, lebih lanjut Prof. Martin menyampaikan, apa yang diperjuangkan Gus Dur sebenenarnya dalam konteks mempromosikan Islam Indonesia sebagai ekspresi budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.
"Di Indonesia, Islam dan budaya tidak bertentangan. Justeru terekspresikan dalam tradisi Islam Nusantara," terang Prof. Martin.
Beberapa narasumber luar negeri yang hadir dalam konferensi tersebut antara lain Prof. Dr. Samir Boudinar dari Ouigda Unuversity Maroko dan Prof. Dr. Amanda Tho Seet dari GIG Humberg Jerman.
Sedangkan narasumber dari dalam negeri diantaranya KH. Ulil Abshar Abdallah selaku Dosen Unusia dan Ketua Lakpedsam PBNU, Dr. Muhammad Syaikhon dari Unusa, Dr. Abdul Ghofur Maemun, M.Ag. selaku Rais Syuriah PBNU, dan Dr. Ahmad Suaedy, MA., Hum dari Unusia. Adapun yang bertugas sebagai moderator pada Sesi I adalah Dr. M. Ali Abdillah, M.Ag dan Sesi II Dr. Zainul Ma'arif, MA dari Unusia.
Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium Unusa ini selain dihadiri Pimpinan Unusia dan Unusa, juga hadir pimpinan perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.