Search

Dari Malaka ke Nusantara: Lie Feng yang Menggali Peradaban Islam di Unusia

Malaka, Malaysia – Lie Feng, seorang mahasiswa S3 by research asal Hong Kong, tengah menjalani studi dan penelitian mendalam mengenai Islam Nusantara di Fakultas Ilmu Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia). Selain sebagai mahasiswa, Lie Feng juga menjabat sebagai Wakil Direktur Cheng-Ho Foundation di Malaka, Malaysia.

Pria asal Hong Kong yang kini menetap di Malaka ini memiliki latar belakang penelitian yang unik. Ketertarikannya pada Islam Nusantara berawal dari penelitiannya mengenai Laksamana Cheng Ho, penjelajah Tiongkok yang pernah mengunjungi Nusantara sekitar 620 tahun yang lalu. Lie Feng melihat bagaimana sejarah Cheng Ho berkembang menjadi budaya Cheng Ho, yang kemudian terhubung dan berbaur dengan budaya Islam Nusantara. “Hal ini tidak hanya terjadi di Malaysia, Malaka, tetapi juga di Pulau Jawa, seperti Semarang dan Cirebon, menjadi salah satu bagian penting dari budaya Nusantara,” jelasnya.

Baginya, Islam Nusantara merupakan salah satu pilar utama dalam budaya Jawa dan Indonesia secara keseluruhan. Konsep Islam Nusantara yang diperkenalkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menarik perhatiannya untuk memahami lebih dalam mengenai kebijaksanaan dan peradaban Islam Nusantara. “Ketika saya mendengar cerita dan konsep Islam Nusantara, saya pikir itu dimulai dari Jawa, tidak hanya untuk Jawa tetapi juga bagaimana orang-orang di sana memaknainya. Jika saya ingin memahami Cheng Ho, saya harus memahami apa itu kebijaksanaan Nusantara Islam dan peradabannya,” tambahnya.

Dalam menjalankan penelitiannya, Lie Feng juga mendorong terjalinnya kerja sama yang erat antara Fakultas Islam Nusantara Unusia dengan Cheng-Ho Foundation di Malaka. Kerja sama tersebut meliputi penelitian bersama mengenai konsep Islam Nusantara, undangan bagi profesor dan mahasiswa untuk melakukan eksplorasi langsung tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaka dan kota-kota bersejarah lainnya. “Selain itu, kita bisa menulis esai, artikel, menerjemahkannya dalam berbagai bahasa, bahkan mungkin menerbitkan buku bersama dan menyelenggarakan seminar ilmiah,” ujarnya.

Lie Feng saat ini tengah mengerjakan penelitian berjudul Kolaborasi Internasional untuk Warisan Dunia Berdasarkan Nilai Islam Nusantara. Dalam penelitiannya ini, ia tidak hanya fokus pada sejarah Cheng Ho tetapi juga menggali nilai-nilai kebijaksanaan lokal dan peradaban Islam yang ada di Nusantara.

Dekan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Unusia, Dr. Ahmad Suady, mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat juang Lie Feng dalam menjalankan penelitiannya. “Lie Feng menunjukkan dedikasi luar biasa. Ia bahkan telah membaca hampir semua makalah dan jurnal di fakultas kami, kecuali yang berbahasa Arab. Dengan tekun, ia menerjemahkan tulisan-tulisan ilmiah dari bahasa Indonesia ke bahasa Cina untuk memahami lebih dalam setiap detail penelitian,” ujar Dr. Suaedy.

Melalui penelitiannya, Lie Feng berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam upaya melindungi warisan budaya Nusantara yang berakar pada peradaban Islam dan peradaban maritim Asia. “Melindungi warisan kita berdasarkan peradaban Asia dan peradaban maritim Asia adalah misi saya. Saya ingin mengundang lebih banyak orang untuk bergabung dan menjaga kekayaan budaya kita,” pungkas Lie Feng penuh semangat.