Search

Fakultas Islam Nusantara Perkuat Riset Dengan Cheng Ho Foundation, Melaka

Fakultas Islam Nusantara kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan kajian akademis melalui kolaborasi riset internasional. Kali ini, kolaborasi tersebut terjalin bersama Cheng Ho Foundation. 

Kolaborasi ditandai dengan komitmen kerjasama riset antara kedua institusi yang diwakili oleh Dekan Fakultas Islam Nusantara, Dr. Ahmad Suaedy dan Wakil Direktur Cheng Ho Foundation, Mr. Lie Feng. 

Kolaborasi ini mencakup penelitian mendalam tentang warisan kebudayaan China dalam konteks Islam Nusantara, khususnya mengenai tokoh legendaris Cheng Ho.

Dr. Ahmad Suady, MA, Hum, Dekan Fakultas Islam Nusantara, menjelaskan, "Pak Lie Feng, yang berasal dari Hong Kong dan kini tinggal di Malaka, memiliki minat yang mendalam dalam menggali warisan kebudayaan China di Indonesia, khususnya dalam konteks Islam Nusantara dan peran Cheng Ho. Setelah berbincang dengan beliau, kami melihat peluang besar untuk mengembangkan riset bersama, baik dalam konteks akademis maupun dalam kolaborasi institusional."

Semester lalu, Fakultas Islam Nusantara menerima tiga mahasiswa doktor by research dari luar negeri: satu dari Belanda, satu lagi dari Singapura, dan yang ketiga adalah Lie Feng dari Malaka, warga negara China asal Hong Kong. Sebagai Wakil Direktur Cheng-Ho Foundation, Pak Lie Feng memiliki akses luas terhadap informasi sejarah Islam China dan tengah melacak warisan Cheng Ho di Asia, termasuk Asia Tenggara. Namun, dalam studi S3-nya, ia memfokuskan penelitiannya pada Indonesia dengan pendekatan skema Cheng Ho.

"Kami juga berkolaborasi dalam pembukuan beberapa tulisan terkait Islam Nusantara. Lie Feng sangat bergairah dan bersemangat dalam mendukung pengembangan kajian ini. Bahkan, beliau telah memberikan donasi untuk mendukung riset Islam Nusantara. Ini merupakan kontribusi yang luar biasa," ungkap Dr. Ahmad Suady.

Dr. Ahmad Suady juga menambahkan bahwa Lie Feng telah membaca hampir semua paper yang terbit di Jurnal Islam Nusantara. "Beliau memiliki dedikasi tinggi. Dalam setengah tahun terakhir, dia telah mempelajari hampir semua artikel di jurnal kami, kecuali yang berbahasa Arab. Jika dalam bahasa Indonesia, dia dengan mudah menerjemahkannya ke bahasa China, bahkan menggunakan fitur suara."

Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada riset akademis, tetapi juga membuka peluang bagi dosen dan mahasiswa untuk berkunjung ke Malaka dan sekitarnya. "Jika ada program riset atau kunjungan akademis ke Malaka, hibah dari Lie Feng ini siap membantu dan mendukung," tambah Dr. Ahmad Suady.

Diharapkan, sinergi ini akan menghasilkan berbagai publikasi ilmiah dan proyek riset yang memperkaya pemahaman tentang Islam Nusantara serta memperkuat hubungan budaya antara China dan Indonesia.