Jakarta - Muhammad Khoirul Anwar, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), menggelar sidang terbuka disertasi yang berjudul "Sejarah Penerjemahan Karya Muhammad Syahrur di Indonesia". Sidang ini berlangsung di kampus Unusia Matraman, dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi ilmu keislaman (02/11/2024).
Disertasi Anwar membahas peran penerjemahan karya Syahrur dalam konteks masuknya pemikiran Islam modernis di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa penerjemahan ini terjadi bersamaan dengan berbagai varian pemikiran yang saling berkompetisi, menggunakan media penerjemahan buku sebagai salah satu sarana. Ridwan memiliki tiga tujuan utama dalam disertasinya: menjelaskan sejarah penerjemahan sebagai media wacana, mengkaji upaya penerjemahan Syahrur dalam memperkenalkan gagasan liberal-progresif, dan memetakan diskursus akademik yang muncul akibat penerjemahan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah, dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Ridwan mengumpulkan sumber dari buku terjemahan karya Syahrur dan wawancara dengan penerjemah serta penerbit. Pendekatan sejarah intelektual digunakan untuk mengkaji dampak modernisasi pemikiran di IAIN dan berbagai varian pemikiran Islam yang berkembang.
Dalam paparannya, Anwae menunjukkan bahwa penerjemahan karya Syahrur menciptakan dinamika dalam tiga varian pemikiran: reinterpretasi progresif, studi tema gender, dan gagasan fundamentalisme. Karya-karya ini berfungsi sebagai media promosi pemikiran progresif dan memperkaya diskursus keislaman di Indonesia.
Karya Anwar mendapatkan perhatian yang positif dari akademisi dan dianggap sebagai kontribusi signifikan dalam kajian studi Al-Qur'an. Sidang ini diharapkan dapat membuka dialog lebih lanjut tentang peran penerjemahan dalam membentuk pemikiran Islam kontemporer di Indonesia.