Search

Rizky Taufiq Berhasil Gali Jejak Tionghoa Cirebon dan Raih Gelar Doktor

Jakarta – Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) kembali menyelenggarakan Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Doktor Sejarah Peradaban Islam. Kali ini, ujian terbuka dilaksanakan atas nama Rizky Riyadu Taufiq dengan judul disertasi "Tionghoa di Caruban Nagari: Peranan Tionghoa Dalam Membentuk Lanskap Sejarah Cirebon (1430-1681)." Acara digelar pada Selasa, 14 Januari 2025, pukul 13.30 WIB di Aula Jakoeb Oetama, Kampus Unusia A.

Dalam disertasinya, Rizky Riyadu Taufiq mengkaji peran komunitas Tionghoa di Cirebon sebelum masa kolonialisme, yang menurutnya memiliki pengaruh besar dalam membentuk budaya dan peradaban Islam Nusantara. “Disertasi ini bertujuan menunjukkan bahwa Tionghoa di Caruban merupakan salah satu budaya yang memengaruhi kehidupan masyarakat saat ini. Wilayah Cirebon, bersama dengan daerah lain seperti Rembang, Lasem, Semarang, dan Tuban, menjadi titik awal pengaruh Tionghoa dalam Islam Nusantara,” ungkap Rizky.

Lebih lanjut, Rizky menyoroti keunikan dari kajiannya yang belum banyak dibahas sebelumnya. “Periode sebelum kolonialisme yang saya teliti ini masih minim kajian. Saya ingin menampilkan fakta bahwa masyarakat kita adalah hasil perpaduan berbagai unsur budaya besar, salah satunya Tionghoa,” jelasnya.

Ujian terbuka ini dihadiri oleh tim penguji yang terdiri dari Dr. Siti Nabilah, S.Sos.I, M.Pd sebagai Ketua, Dr. Moh. Yusni Amru Ghozali, M.Ag sebagai Sekretaris, Dr. Ahmad Su’adi, MA.Hum sebagai Promotor, Dr. Ayatullah, M.Ud sebagai Co-Promotor, Dr. Ginanjar Sya’ban, M.Hum sebagai Penguji I, dan Dr. Ali M. Abdillah, MA sebagai Penguji II.

Tim penguji memberikan berbagai masukan penting untuk memperkaya penelitian ini. Salah satunya, Dr. Ginanjar Sya’ban, menyarankan untuk menambahkan sumber-sumber asing dari luar Eropa, seperti catatan Timur Tengah atau Turki, untuk melengkapi perspektif tentang komunitas Tionghoa di Cirebon. Rizky menjelaskan bahwa sebagian besar sumber yang ia gunakan berasal dari manuskrip lokal, catatan Eropa, dan dokumen Tiongkok, tetapi ia mengakui bahwa perspektif Timur Tengah dapat memperkaya komparasi.

Setelah menyelesaikan ujian, Rizky mengungkapkan rasa syukur dan harapannya. “Saya ingin masyarakat memahami bahwa leluhur kita sudah menerapkan konsep moderasi beragama dan kehidupan multikultural sejak berabad-abad lalu. Mereka menerima perbedaan secara prinsipil dalam semua aspek kehidupan,” katanya.

Menurut Rizky, peninggalan sejarah Cirebon yang mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan toleransi masih terjaga dengan baik hingga saat ini. “Ini adalah potret yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat modern agar tidak gagap menghadapi perbedaan, baik dalam keyakinan, ideologi, maupun budaya,” tambahnya.

Ujian terbuka ini berjalan lancar dan berakhir dengan hasil memuaskan, menandai pencapaian baru dalam perjalanan akademik Rizky Riyadu Taufiq. Disertasinya diharapkan menjadi kontribusi berharga dalam mengungkap peran komunitas Tionghoa dalam sejarah dan budaya Islam Nusantara.